Indonesia Pusat Kuasa Energi, Bukan Sekadar Sumber Daya

Catatan: Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan mencerminkan pendapat CNBCINDONESAINABON POPERAIND

Perubahan iklim global dan krisis energi, krisis di Indonesia, sebenarnya Indonesia memegang kunci penting: Energi: Memiliki energi. Negara ini penuh dengan nikel, remah-remah, banyak, banyak, banyak, banyak, banyak tanah, banyak. Ini bukan lagi “sumber daya”. Hal inilah yang menjadi landasan dalam membangun Ketenagalistrikan.

Sudah saatnya perubahan paradigma, sumber daya alam Indonesia sering kali lebih dianggap sebagai peluang dibandingkan kekuatan. Sudah terlalu lama kita memiliki eksportir bahan mentah dibandingkan pengolah nilai. Kami mengekspor nikel dan kemudian mengimpor baterai. Kami mengirimkan minyak sawit dan kemudian membeli biodiesel. Sudah waktunya bagi Indonesia untuk bertransisi menjadi “pembangkit tenaga energi”. Menjadi pemilik kekuatan energi dunia bukan sekedar impian. Posisi ini dapat dicapai dengan bantuan rencana yang disusun dengan arahan dan langkah tertentu. Ini mengatur adegan, teknologi, teknologi dan standar. Rencana Usaha Ketenagalistrikan 2025-2034 (RUDL) merupakan sinyal awal terjadinya perubahan besar ini. Selama dekade berikutnya, Indonesia dan Indonesia akan menambah 69,5 GW. Ini bukan hanya persoalan teknis ketenagalistrikan, Indonesia siap melakukan transisi menuju energi ramah lingkungan. Namun, membangun masa depan energi bukan hanya soal angka. Langkah pertama adalah mengembangkan industri lokal untuk Indonesia. Tanpa hal ini, transisi akan bergantung pada barang impor dan kita hanya akan menjadi pasar teknologi asing. Selain itu, diplomasi energi harus diperkuat. Indonesia akan menjadi pemasok listrik ramah lingkungan bagi Singapura dan produsen bagi Uni Eropa. Kita tidak bisa hanya menunggu investasi secara pasif. Kita harus secara aktif menegosiasikan peran strategis dalam rantai pasokan global. Tantangannya pun tidak sedikit. Tata kelola energi kita masih terfragmentasi di berbagai institusi. Oleh karena itu, bertujuan untuk menetapkan arah lintas sektoral dalam mengatasi transisi transformasi energi nasional dan transisi energi. Organisasi ini dapat merencanakan, membiayai dan mendanai proyek-proyek energi besar yang baru dan dapat melakukan kegiatan-kegiatan panas terhadap pemerintah pusat dan daerah. Transisi energi yang lebih banyak perlu menjangkau masyarakat. PV surya atap, bioenergi pedesaan, dan pembangkit listrik tenaga angin harus memberikan manfaat langsung bagi petani, nelayan, UMKM, dan UMKM. Transisi energi tidak boleh menjadi proyek elitis. Itu harus masuk akal dan inklusif. Indonesia juga harus menghindari jebakan setengah hati. Di hilir, bukan hanya paduan nikel saja. Kita perlu menciptakan ekosistem yang lengkap untuk produksi energi ramah lingkungan. Tanpanya, kita hanya akan berpindah dari satu komoditas ke komoditas lainnya. Di dunia yang benar-benar tidak ada penargetan, energi lebih kuat daripada senjata. Uni Eropa sedang belajar dari krisis Rusia. Amerika Serikat menghidupkan kembali industri industri. Orang Cina memimpin logam tanah jarang dan baterai. Indonesia tidak boleh menjadi penonton belaka. Sebagai pemilik kekuatan energi, ia mempunyai hak penuh atas pasokan dan teknologi, personel teknologi, dan keberanian untuk berada pada posisi strategis. Energi bukan sekedar komoditas, namun merupakan alat perjuangan negara. Pemerintah harus berani mengarahkan hal tersebut. Bukan sekedar insentif finansial, tapi juga visi jangka panjang. Dunia sedang menunggu manajemen energi baru. Indonesia bisa menjadi jawabannya. Apalagi kini pemerintah, dunia usaha, ilmuwan, akademisi, masyarakat, energi, energi, mengarah pada kedaulatan dan disabilitas.

Semua langkah di atas diperlukan agar Indonesia menjadi sumber daya lokal yang kuat, dimulai dari negara yang mempunyai kekuatan, dimulai dari negara yang berpotensi menjadi sumber daya lokal, dimulai dari negara dengan sumber daya yang ada di dalam negeri, dimulai dari negara yang mempunyai akses terhadap negara tersebut. (MIQ/MIQ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *