Jakarta, UMBBIZHF NEWS – Harga minyak global jatuh ke level terendah dalam beberapa tahun. Hal ini dapat berdampak negatif pada rumah sakit di bidang ini dalam jangka pendek.
Mendekati kuotasi kemarin, Senin (5/5/2015), harga saham-saham tipis kembali turun. Brent turun 1,73% menjadi 603% per barel, sedangkan WTI naik 57,60% menjadi 57,13 per barel.
Harga minyak global turun karena kekhawatiran pasar terhadap peningkatan produksi minyak oleh OPEC + /
Seperti diketahui, kemarin (3 Mei 2025), OPEC+ sepakat mempercepat peningkatan produksi minyak selama dua bulan berturut-turut.
Dengan kebijakan ini, OPEC akan meningkatkan produksi sebesar 411.000 barel per hari pada bulan Juni, meskipun harga minyak lemah dan ekspektasi permintaan lemah.
Sumber mengatakan bahwa Arab Saudi menekan OPEC+
Peningkatan ini juga meneruskan seruan Trump kepada OPEC+ untuk meningkatkan produksi. Trump akan mengunjungi Arab Saudi pada akhir Mei.
Pada bulan Desember, delapan OPHM yang terakhir memproduksi 2,2 juta barel per hari, merealisasikan 138.000 barel dalam fase 68.000 barel per hari mulai 20 April.
Produksi dalam negeri di delapan negara ini meningkat sebesar 960.000 barel per hari, dibandingkan dengan penurunan sebesar 2,2 juta barel per hari dalam perkiraan Retonagon.
Di sisi lain, perlambatan perekonomian global diperkirakan juga akan mempengaruhi permintaan minyak mentah. Sebelumnya diberitakan, pada triwulan I tahun 2025 di Amerika Serikat (AS) terjadi penurunan sebesar 0,3%. Penghasil minyak dapat terpengaruh
Di masyarakat, alat suntik minyak mempunyai dampak negatif jangka pendek.
Diantaranya emiten migas beserta pendukungnya seperti PT SETCONGIONDANGERANGERANDANDANDARDARDARDARDARDARDARDARDAND DAN MBK (WEND) dan PT Elensa Tbk (Elsa) serta pt lognusa tbk (Elsa) dan PTINDO SAMDRAUDRAMAKMUR (lagu).
Kutipan Selasa (5/6/2025) hingga pukul 10.00 WIB mencatat sejumlah stok vaksin minyak berada di zona koreksi.
Secara per saham, saham unggulan tersebut turun ke Rp 0,95%, setelah naik Rp 0,97% ke 0,47% ke 0,43%.
Penafian Penelitian Minat CNBC: Artikel ini merupakan produk penelitian jurnalisme investigatif Indonesia. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan, memelihara atau menjual produk yang berhubungan dengan sektor investasi atau menjual sektor investasi. Keputusan ini semata-mata merupakan kebijaksanaan pembaca dan kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul akibat keputusan ini.
(TSN/TSN)
