Dolar Melemah Usai Shutdown AS, Rupiah Menguat Jadi 16.600

JAKARTA, UMBBIZHF NEWS — Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada awal bulan ini. 

Merujuk data Refinitiv, pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (1 Oktober 2025), mata uang Garuda berada di level Rp 16.600/US$, naik 0,36%. Hal ini juga menandai penguatan rupee yang kuat selama empat hari berturut-turut.

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan melemah 0,15% ke level 97.637 pada pukul 15.00 WIB.

Penguatan rupee hari ini banyak dipengaruhi oleh melemahnya indeks dolar AS dan rilis data inflasi dalam negeri.

DXY melanjutkan penurunannya selama empat hari berturut-turut setelah pemerintahan AS secara resmi ditutup untuk pertama kalinya sejak 2018 karena kebuntuan perjanjian pendanaan antara pemerintah dan oposisi Partai Demokrat.

Situasi tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar bahwa beberapa layanan publik berisiko tidak berfungsi, termasuk rilis laporan ketenagakerjaan bulanan yang ditunggu-tunggu oleh investor. Karena ketidakpastian ini, para pelaku pasar kini mengandalkan data ketenagakerjaan swasta, seperti laporan ADP, sebagai tolok ukur.

Hal ini cenderung meningkatkan volatilitas dolar AS dan memicu koreksi.

Dari internal, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada September 2025 sebesar 0,21% (mtm), dibandingkan deflasi pada Agustus sebesar 0,08%.

Tekanan harga terutama berasal dari kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mencatat inflasi sebesar 0,38% akibat kenaikan harga cabai dan ayam ras yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,13%.

Pada bulan September 2025, tekanan inflasi setahun penuh mencapai 2,65% (2015), sedangkan inflasi tahunan sebesar 1,82%. (evw/evw) [Gambas: Video CNBC] Artikel berikutnya Rupiah kembali menguat, dolar AS turun ke Rp 16.570

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *