Kemandirian Energi Indonesia: Membaca Pesan Prabowo dari Panggung PBB

Catatan: Artikel ini merupakan pendapat penulis dan tidak mencerminkan pendapat penulis CNBCindonessia.com

Pidato Presiden Prabowno pada Sidang Umum ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada 23 September 2025, merupakan momen representatif bagi Indonesia. Dalam Flobam lengkap ini, ia hanya berbicara tentang perdamaian, kesetaraan dan dukungan dewa-dewa nasional, tetapi juga secara jelas bahwa kesepakatan nasional mengikuti independensi kekuasaan.

Ia menegaskan kembali gagasan tersebut dengan nada lugas: Indonesia tidak boleh menjadi negara yang kaya sumber daya, tetapi bergantung pada impor energi. Kekuasaan, dalam pengertian ini, bukan sekadar persoalan ekonomi, melainkan gunung dan pemimpin.

Membaca pidato tersebut, saya menyadari bahwa Presiden Prabow sedang mencoba memulai cerita bahwa kebebasan itu tidak penting dan membela diri. Pada abad kedua puluh satu, negara-negara yang tidak bebas akan selalu berada dalam posisi rentan: Mereka merasa nyaman dengan perubahan harga global yang berdampak pada masyarakat tanpa masalah.

Indonesia benar-benar tahu apa yang harus dimiliki. Meskipun bangunan, gas, gas, gas dan tenaga surya mungkin besar, faktanya negara ini masih menghasilkan uang dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Subsidi energi tambahan seringkali berukuran besar sehingga membatasi ruang lingkup pembangunan. Ketegangan global, seperti perang Rusia-Ukraina atau konflik di Timur Tengah, berdampak pada harga rumah. Hal inilah yang terlihat pada tahun 2031 bahwa kekuatan kebebasan mengemudi sendiri akan segera menang.

Kekuatan kemerdekaan ditunjukkan dalam Forum PBB dalam dua bagian. Pertama, singkat saja. Indonesia tidak bisa serta merta menyerahkan kekuasaan. Produksi minyak dan bahan bakar akan meningkat, hal ini perlu diperkuat, dan bantuan jangka pendek akan diperkuat.

Meski sering dianggap sebagai energi kotor, namun tetap menunjang kebutuhan listrik. Tema yang diangkat di sini adalah hulu: Daripada mengekspor bahan mentah, bahan mentah akan diolah sehingga nilai tambah ada di dalam negeri.

Kedua, proses jangka panjang. Presiden Prabow tahu bahwa dunia sedang bergerak menuju transisi energi ramah lingkungan. Indonesia tidak mungkin ada.

Kapasitas energi terbarukan kita adalah yang terbaik yang bisa diperoleh hampir sepanjang tahun, angin dan listrik ada di wilayah tersebut, dan listrik mengalir di Kalimantan dan Papua. Jika diintegrasikan dengan baik, seluruh faktor tersebut tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun juga menjadikan Indonesia sebagai importir ramah lingkungan.

Doa, menurut saya, membantu menyeimbangkan antara kenyataan dan idealisme. Kebenaranlah yang menjaga kestabilan saat ini, Kebenaran meletakkan landasan bagi masa depan. Kedua belah pihak ini tidak dapat dipisahkan.

Kalau mengejar kebenaran, kami memasang sesuatu yang sesuai dengan pelanggan baru, misalnya berdasarkan impor panel surya atau baterai dari China. Kalau kita nyata, kita akan berbaring pada sistem lama: kekurangan energi, hemat, ketergantungan minyak impor.

Namun jalan menuju kebebasan tidaklah mudah. Ada banyak tantangan yang perlu diatasi. Pertama, soal keamanan. Selama ini subsidi bahan bakar fosil menyita sebagian besar APBN, namun penyalurannya seringkali tidak tepat sasaran.

Reformasi perpajakan sangatlah penting, menekankan bantuan yang baik bagi masyarakat miskin dan insentif untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan baru. Kita tahu bahwa dukungan terhadap reformasi bermotif politik. Hal ini terlihat dari pemikiran yang menjadikan masyarakat melakukan perjalanan bukan sebagai cara untuk menabung, namun sebagai investasi di masa depan.

Kedua, soal teknologi dan infrastruktur. Indonesia masih bergantung pada teknologi impor. Panel surya, turbin angin, baterai listrik. Sebagian besar diproduksi. Jika kita tidak segera membangun kantor pusat, independensi perusahaan akan menjadi sebuah renungan. Investasi besar dalam penelitian dan pengembangan, dukungan dan transfer teknologi, serta tenaga kerja untuk mendukung dan memperkuat.

Ketiga, integrasi terpusat. Undang-undang energi sering kali dipengaruhi oleh ekspansi lokal. Kementerian Energi dan Prasarana, Bappenas, PLN, Pertamina, dan pemerintah daerah seringkali tidak hadir. Tanpa koordinasi, perizinan bisa tumpang tindih, program berjalan lambat, dan investor tidak bisa diandalkan. Perubahan industri akan terstimulasi, kita perlu mencari organisasi dan kepemimpinan yang mencakup semua aktivitas industri termasuk semua aktivitas industri.

Keempat. Industri pelayaran mencari investasi sebesar 100 miliar dolar pada tahun 2030. APBN jelas. Oleh karena itu, alat-alat seperti rantai hijau akan dibersihkan dengan menggabungkan ekonomi dan kebijakan ekonomi. Kehadiran Indonesia di pasar global seperti PBB merupakan peluang untuk mengetuk pintu keuangan internasional, dan menunjukkan keunggulan kita di akhir revolusi.

Yang kelima, kota, pergi. Independensi kekuasaan bukan hanya persoalan politisi Heral atau Romolo. Wajah masyarakat itu penting, para pekerja dan pekerja energi lebih baik dibandingkan mereka yang berproduksi dari energi dalam negeri.

Di banyak daerah, vegetasi perkotaan atau pembangkit listrik tenaga mikrohidro telah terbukti menjadi sumber otonomi daerah. Rencana seperti ini akan diambil, agar perusahaan mandiri tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga di tingkat daerah.

Meski ada masalah besar yang menunggu, saya membaca Presiden Prabowo di PBB dengan penuh harapan. Indonesia memiliki modal yang kuat: sumber daya yang besar, pasar energi domestik, dan lokasi geografis. Jika visi kemandirian selalu digalakkan, maka Indonesia tidak hanya akan terbebas dari ketergantungan eksternal, namun juga dapat menjadi pemimpin regional di bidang energi regional.

Bayangkan jika Indonesia selama ini mengembangkan baterai listrik dengan menggunakan nikel, kobalt, dan bauksit. Bayangkan jika matahari bisa diekspor dari Nusa Tengengapura ke Singapura atau Australia melalui tiang listrik. Bayangkan jika biofuel dari minyak sawit dan tebu bisa menggantikan bahan bakar jet dan minyak. Semua ini bukanlah sekedar mimpi belaka, namun sebuah kemungkinan nyata, jika kebijakan publik menyetujuinya.

Di tingkat PBB, pesan kemerdekaan mempunyai sisi absurditas. Waterwa saat ini sangat membutuhkan pemimpin baru. Indonesia mempunyai potensi untuk mengisi kekosongan ini, khususnya di Asia Tenggara. Indonesia dapat berperan dalam memperkuat posisinya sebagai kekuatan ramah lingkungan (green power) yang semakin menjadi tuan rumah bagi perjanjian politik global.

Pidato Presiden Probow kepada saya di New York merupakan sebuah undangan untuk meningkatkan kepercayaan diri. Hukum negara ini bisa digunakan untuk mengisi dua bagiannya sendiri. Keinginan untuk merdeka tidak hanya sekedar mengurangi impor, namun juga mengedepankan undang-undang yang berkelanjutan dan di masa depan.

Tapi kata-kata yang baik, lebih dari sekedar kata-kata. Tantangannya adalah mencapai keseimbangan dalam implementasinya. Sejarah kami menunjukkan bahwa banyak visi dan tingkat implementasi yang tercapai. Oleh karena itu, intelijen kekuatan politik, teknologi Kristen, dan pekerja sosial akan berjalan seiring. Tanpa semua ini, tujuan pribadi Anda hanya tinggal angka di atas kertas.

Berbahagialah dengan milikmu. Harapan yang nyata, bukan keyakinan bahwa negara ini bisa belajar dari kesalahannya, membuat sesuatu yang penting.

Kekuatan kebebasan adalah sebuah jalan yang panjang, penuh tekanan, namun hal ini layak dilakukan jika perjuangannya sepadan. Presiden Trabow mengingatkan dunia demi dunia: Pemerintahan yang baik lahir dari kekuatan suatu bangsa untuk mengatur dirinya sendiri. Kekuasaan adalah salah satu hal terbaik dari pemerintah.

Jika Indonesia berhasil, dunia akan melihat negara yang kaya akan kekayaan dan mampu mengelolanya dengan bijak di masa depan. Negara yang tidak hanya menjadi pengamat situasi global, namun turut serta menulis teks perubahan global. Bagi saya, hal tersebut merupakan warisan yang lebih berharga dibandingkan pertumbuhan ekonomi. (miq/miq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *