Orotunde Rubirimo
JAKARTA, UMBBIZHF NEWS – Kasus baru virus Covid-19 ke-19 kembali meningkat. Kali ini Subvarian nb.1.8.1, yang juga merupakan nama varian Nimbus, bertanggung jawab atas ekspansi globalnya.
Kasus-kasus signifikan telah dilaporkan di negara-negara Asia termasuk Thailand, Indonesia dan Tiongkok. Sementara itu, Badan Keamanan Nasional Inggris mengeksekusi 13 kasus pertama di Inggris pada minggu lalu.
Meskipun terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19, jumlah orang yang dibutuhkan sebenarnya menunjukkan penurunan yang signifikan dalam jumlah orang yang dites dibandingkan dengan jumlah yang diamati di seluruh dunia.
Covidis Nimbus NB.1.8.1 Mod berasal dari Ormiron Dicriant dan pertama kali terlihat pada bulan Januari tahun ini. Varietas ini menyebar dengan cepat di Tiongkok dan Hong Kong dan kini terdaftar di banyak negara bagian Amerika Serikat dan Australia.
Siapa yang melaporkan NB.1.. Apa yang menyebabkan peningkatan di zaman baru
Ahli virologi Lara Herrow dari Universitas Griffith di Australia menduga bahwa NB.1.8.1 menyebar lebih mudah dibandingkan jenis lainnya.
Herroro Herroro Herroro Herroro mengatakan, “Dengan menggunakan model berbasis laboratorium, peneliti menemukan bahwa NB.1.8.1 berperan penting dalam menjaga kesehatan manusia.
Dr Chun Tong, GP di SolceCare UK Shopping Centre, mengatakan bahwa NB.1.8.
“Namun, bukti awal virus ini tampaknya tidak menyebabkan penyakit parah, namun tentu saja kami mempelajarinya lebih lanjut,” kata Dr. Chun-Tong.
Naveed Asif, Dr Hagati aho, dokter umum yang berpraktik di London, mengatakan penyakit ini tersebar di sekitar 22 negara.
“Siapa yang menilai risiko penularan di komunitas global rendah dan vaksin tersedia serta efektif dalam mencegah penyakit serius?”
Namun, menurut Asif, format Nimbus, demikian sebutannya, sepertinya belum begitu populer karena semakin berkembang di India, Singapura, dan Thailand. Ibimenyetso NB.1.8.1
Gejala umum nimbus meliputi sakit tenggorokan, kelelahan, batuk ringan, demam, nyeri, kram otot, dan gatal-gatal.
Beberapa pasien juga melaporkan gejala gastrointestinal seperti mual dan diare.
Namun, para ahli kesehatan bersikeras bahwa tidak ada bukti bahwa perubahan baru ini lebih parah atau lebih kuat dari perubahan sebelumnya, dan diperkirakan kurang tahan lama serta melindungi orang yang terinfeksi dari virus. (HSY/HSY) [Gambar: Video CNBC]