Jakarta, UMBBIZHF NEWS Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menunjukkan bahwa kekayaan negara bagian Indonesia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada akhir 2024, nilai total aset negara dicatat pada Rp13.692,4 triliun. Gambar ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan lokasi tahun sebelumnya, yaitu Rp13.072,8 triliun pada akhir 2023.
“Kekayaan negara bagian tinggi,” kata Sri Mulyani pada pertemuan kerja dengan Komisi Perwakilan XI (DPR) di gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (14/07/2025).
Sementara nilai aset negara telah tumbuh, pemerintah mencatat ketidakseimbangan fiskal pada tahun 2024.
Selama tahun itu, pendapatan negara bagian yang berhasil RP3.115,3 triliun tercapai. Namun, bobot operasi negara itu lebih tinggi, yaitu RP3.353,6 triliun, dan sebagai hasilnya ada kekurangan RP238,3 triliun.
Pada kesempatan ini, Sri Mullyani juga menjelaskan bahwa ruang lingkup manajemen aset negara menjadi lebih luas. Ada 99 kementerian dan lembaga, 546 pemerintah daerah, 75.266 desa, dan 19.439 unit pekerjaan yang tercakup dalam sistem manajemen negara.
Sementara itu, jumlah pembayar pajak terdaftar berlanjut dan telah berkontribusi pada peningkatan pendapatan negara. Pada tahun 2024, 82,23 juta pembayar pajak dan 148.000 eksportir dan importir aktif dalam sistem pajak nasional.
Data pada daftar aset negara yang mengacu pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPPP) adalah sebagai berikut. Karena laporan LKPP tidak dipublikasikan untuk 2024.
Dari aset kaya yang dimiliki, aset tetap relatif kecil di Rp 6.964 triliun. Sumbu tanah tertinggi dengan nilai RP adalah 4.427,28 triliun.
Penelitian UMBBIZHF NEWS
[Melindungi Email] (EVW / EVW)