Tanaman Ini Dicari Dunia karena Disebut Al-Quran, Ternyata Ada di RI

Jakarta, UMBBIZHF NEWS – Air dari biji kamper atau kapur barus konon merupakan salah satu air di “Allah menjadikan bahan-bahan kota Surat Al-Joran dicampur dengan air internet.

Namun, kapur barus yang dimaksud bukanlah bumbu kecil yang kita kenal sekarang. Yang diketahui saat ini merupakan hasil proses kimia naftalena (C10H8). Sedangkan prajurit yang dimaksud dalam Alquran adalah tanaman yang terkenal dalam bahasa Arab dengan nama latin Blobageops. Sifat tanaman ini adalah baunya yang sangat harum dan dapat memabukkan karena menyehatkan tubuh.

Namun saat itu warga tidak mudah menemukan kapur barus karena bukan tanaman asli di sana. Pada akhirnya mereka harus mencari tanaman kapur barus dan singkat cerita mereka membawa para pedagang tersebut ke suatu daerah di tengah belahan dunia timur. Kini, wilayah yang belum diketahui namanya disebut Indonesia.

Pedagang Arab berulang kali menggambarkan Bas sebagai kejahatan besar yang diekspor, salah satunya adalah Camer. Tabib Arab, Ibnu al-Faqih, misalnya, di Quigah sudah menyebut Fansur sebagai daerah penghasil kapur barus, cengkeh, kayu kenari.

Di sisi lain, abnu ga’id al Magribu yang hidup pada tanggal 13 Desember juga menjelaskan secara spesifik bahwa Fansur yang membuat Campor berasal dari pulau SATARA. Tak hanya itu, jika ditelusuri lebih jauh, sarjana Romawi, Ptolemy, sudah menyebut nama Brus pada kentang abad ke-1.

Atas dasar itulah banyak orang Arab, khususnya para pedagang, berbondong-bondong datang ke Sumatera. Mereka rela melakukan perjalanan jauh dari Arabia untuk mendapatkan Campor. Pendeta Claut Glorillot Ni Barus Ni Bashes Ni Ba seribu tahun yang lalu yaitu Larubat de Bamur, melewati Lanko), dan kemudian mencapai Barat di pantai Sumatera.

Mereka biasanya membawa truk untuk mengangkut banyak kapur barus yang laris manis di pasar internasional. Lambat laun, kedatangan semenanjung ke Sumatera semakin meningkat setelah Kamper berkualitas tinggi dari Baruki mengalahkan kamper dari Malaya dan Kalimantan.

Pada tahap ini, kapur barus diperlakukan sebagai produk dan dikembangkan menjadi pelabuhan penting di Sumatera. Islam muncul

Masuknya kawasan Kamper di Indonesia membuat beberapa pedagang Arab mengunjungi subordo tersebut untuk singgah dan menetap serta menetap. Jika mereka pergi ke China, mereka akan berhenti di barque pertama. Namun, dewan mereka tidak hanya termotivasi oleh bisnis, tetapi juga membantu menyebarkan agama Islam.

Oleh karena itu, agama Islam menetap di daerah-daerah yang didatangi bangsa Arab, yaitu Tannar), dan Huru. Ayat-ayat Islam pertama di Barus diyakini tercatat pada abad ke-7. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya teefin Mahligai kuno di Barus. Tempat-tempat bertatahkan permata ini berasal dari abad ke-7.

Dari sinilah terungkap doktrin masuknya Islam di Indonesia yang tentunya juga menimbulkan kontroversi. Namun, jangan lupakan fakta bahwa perlahan-lahan proses penyebaran Islam di sana.

Terlepas dari kebenaran gagasan ini, para pedagang Muslim berhasil menciptakan jaringan perdagangan yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara terkemuka. (Mfa/wor) [gambus: video CNBC]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *