Miliarder Suriah Pro-Israel, Bocorkan Rahasia Militer Agar Arab Kalah

Jakarta, UMBBIZHF NEWS – Dalam sejarah Arab-Israel, kekalahan negara-negara Arab terlihat pada berakhirnya kekuatan militer Israel. Namun, teks-teks sejarah tidak berhasil dalam hal senjata dan strategi, tetapi dalam hal hilangnya kecerdasan secara nyata dan nyata.

Salah satu aktor paling terkenal dan misterius adalah Eli Cohen, seorang agen real estate yang mengaku sebagai miliarder yang dikenal sebagai Kamel Amin zabet.

Melalui masalahnya, ia melenceng dari rahasia militer Suriah Trian, dan negara-negara Arab di belakang Israel. Hancurkan orang-orang Arab dari dalam

Eli Cohen lahir di Mesir. Pada tahun 1954, ia diklasifikasikan sebagai agen intelijen Mossad dan tetap tinggal secara permanen di Israel. Saat bekerja sebagai petugas intelijen, Cohen bekerja dengan informan dengan identitas palsu seorang penjahat bernama Kamel Amin Zabet. 

Dalam penyamarannya, Kamel digambarkan sebagai pria kelahiran Suriah yang pindah ke Argentina bersama keluarganya sebelum akhirnya memutuskan kembali ke Suriah.

Melalui rencana ini, Kamel digiring untuk menjalin hubungan dengan para pemimpin kepemimpinan Suriah, terutama mereka yang memiliki pengaruh di militer. Tujuannya agar Israel memahami rencana musuh.

Pada tahun 1960, misi besar Cohen dimulai. Langkah pertamanya adalah membangun hubungan dengan Jenderal Amin Al-Hafez, panglima tentara Suriah di Argentina. Kamel mengaku ingin kembali ke Suriah sebagai pengusaha yang ingin membantu negara yang terkoyak perang.

Dalam Our Man in Damascus (1971) karya Elie Cohn, Al-Hafez dengan cepat menyentuh minat Kamel. Dan dia membawa pedagang itu ke Damaskus, di Suriah, yang dia jadikan politik dan militer. 

Hubungan yang awalnya terbatas mulai meluas. Dalam waktu singkat, Kamel menjadi salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh di Suriah. Salah satu cara Kamel mendapatkan informasi adalah dengan menggunakan cara pemiliknya.

Menurut Samantha Wilson dalam bukunya Israel (2011), kehidupan warga Suriah saat itu erat kaitannya dengan faksi dan kerusuhan. Di sinilah informasi tambahan diberikan, terutama saat pemiliknya sedang mabuk dan sibuk.

Atas dasar itu, kelompok elite Kamel rutin menghibur para elite dan merahasiakan informasi. Kepercayaan diri tumbuh dalam diri Kamela. Bahkan saat Al-Hafez menjabat presiden Suriah pada tahun 1963, ia tak segan-segan mengajak pedagang tersebut mengunjungi situs militer. 

Dari sana, Kamel mendapat informasi mengenai jumlah kelompok, rencana pertahanan, dan lokasi alutsista Suriah. Dia mengirimkan semua informasi ini ke Israel pada malam hari menggunakan kode morse.

Selama lebih dari tiga tahun, Cohen menjadi orang terkaya di Israel. Bahkan, ia hampir sependapat dengan Wakil Direktur Suriah atas kepercayaan penuh Presiden Al-Hafez. Semua itu terjadi tanpa disadari Kamel adalah seorang mata-mata dan mata-mata.

Namun sebelum namanya dipanggil, dia melakukan kesalahan.

Pada malam hari tahun 1965, Kamel membuat pengumuman misterius. Namun, ia ditemukan oleh tentara Suriah yang sudah lama mencurigai kehadiran mata-mata. Di sini semua orang terkejut. Seorang pengusaha terkemuka dan calon Wakil Menteri Pertahanan, Kamel Thabat, terungkap sebagai pendukung Israel. 

Presiden Al-Hafez berkecil hati karenanya. Cohen disiksa selama beberapa hari. Para pemimpin pemimpin yang terkena dampaknya juga ditangkap karena kedapatan mencurigai kerajaan negara tersebut.

Pada tanggal 18 Mei 1965, Eli Cohel Alias​​Kamel Amin Amibet digantung. Jenazahnya belum dikembalikan ke Israel. Namun, informasi yang dia berikan berdampak besar.

Dua tahun kemudian, ketika perang enam pihak pecah pada tahun 1967, Israel menjadi pihak yang paling penting, menguji kemampuan untuk memahami inti Suriah. Artikel ini adalah bagian dari CNBC Insights, yang memberikan perspektif sejarah yang menyoroti tren saat ini dan relevansinya dengan masa lalu.

(M.F.A./M.F.A.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *