Berkat Anak Umur 15 Tahun Doyan Blusukan, Jepang “Bangkit dari Kubur”

Jakarta, UMBBIZHF NEWS – Saat ini dunia sedang heboh dengan Jepang. Negeri Sakura yang harum dikenal sebagai salah satu pionir dalam teknologi, inovasi, dan gaya hidup yang mempengaruhi banyak belahan dunia.

Namun, dibalik perkembangan luar biasa tersebut, terdapat sebuah tonggak penting yang jarang dibicarakan. Kebangkitan Jepang dari ‘kuburan’ pada abad ke-19 dipimpin oleh sosok yang tak terduga, yakni seorang anak laki-laki berusia 15 tahun. siapa dia

Ratusan tahun sebelum wajah Jepang berubah seperti sekarang, negara tersebut sangat tertutup terhadap dunia luar. Sejak tahun 1633, Jepang menjalani kebijakan isolasi (sakoku) di bawah pemerintahan militer Keshogunan Tokugawa (1603-1868).

Jepang tidak mau terpapar dengan ajaran Kristen yang mulai menyebar di negara-negara Eropa seperti Spanyol dan Portugal.

Kebijakan Sakoku melarang orang asing masuk ke Jepang dan warga negara Jepang dilarang keluar negara. Semua komunikasi internasional dibatasi pada satu titik, yaitu Pulau Dejima di Nagasaki. Hanya dengan dua negara, yaitu China dan Belanda.

Dalam buku The Making of Modern Japan (2000), diketahui bahwa dalam dua abad penerapan kebijakan tersebut, dunia luar mengalami perubahan besar. Berbagai revolusi teknologi dan politik telah terjadi di dunia. Sebaliknya, Jepang baru saja melewati abad ke-17.

Titik balik baru terjadi pada tahun 1853 ketika kapal Amerika (AS) berlayar menuju Jepang dan mengalami guncangan hebat. Untuk pertama kalinya, Jepang melihat secara langsung seberapa jauh kemajuan dunia luar.

Di sinilah elite Jepang mulai paham. Jika negara mereka tidak berubah, kehancuran hanya tinggal menunggu waktu saja. Oleh karena itu, perubahan besar telah terjadi. Banyak pihak yang menilai perubahan tersebut didorong oleh para petinggi.

Faktanya, kebangkitan Jepang dari ‘kuburan’ terjadi berkat seorang bocah lelaki berusia lima belas tahun bernama Mitsuhito. Pada tahun 1867, saat masih muda, ia menjadi Kaisar Jepang ke-122 dan secara resmi disebut Kaisar Meiji. Belakangan pada periode ini, dunia mengakui adanya Restorasi Meiji atau peralihan massal ke arah modernisasi.

Dari buku Emperor of Japan: Meiji and His World (2002), perubahan besar ini tidak hanya dilakukan oleh Kaisar Meiji saja. Dia didukung oleh banyak bangsawan dan tokoh berpengaruh, yang semua keputusannya dibuat dengan restu kaisar.

Salah satu langkah awalnya adalah dengan mengirimkan generasi muda Jepang untuk belajar ke luar negeri, khususnya ke negara-negara Barat seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Tujuannya adalah agar mereka kembali menjadi agen inovasi dan membawa pulang pengetahuan dan wawasan baru yang perlu diperoleh Jepang.

Di sisi lain, Kaisar Meiji juga aktif membangun hubungan dengan masyarakat. Dia melakukan tur ekstensif ke seluruh negeri. Melalui blus, ia mengenali kebenaran sosial dan dapat memperkuat loyalitas masyarakat terhadap kekaisaran.

Selain itu, Jepang telah mendatangkan lebih dari 3.000 ahli asing di berbagai bidang keahlian untuk mengejar ketertinggalan negara-negara Barat. Mereka diminta untuk mengajarkan ilmu pengetahuan modern Jepang, bahasa asing dan teknologi terkini.

Di bidang perekonomian, telah terbentuk sistem perbankan modern yang mendukung berkembangnya usaha-usaha baru. Jepang mulai mengimpor bahan mentah dan mengubahnya menjadi produk jadi yang kemudian diekspor.

Transformasi ini pada akhirnya menjadikan Jepang sebagai negara Asia pertama yang berhasil sepenuhnya mengadopsi industri modern.

Sepeninggalnya pada 30 Juli 1912, masyarakat Jepang menganggap Kaisar Meiji, bocah lelaki berusia 15 tahun, adalah sosok penting yang membawa perubahan di negeri Sakura. Dunia mengaguminya sebagai sosok yang membawa perubahan.  (mfa/mfa) Artikel Sebelumnya Bak Kiamat, Kesaksian Orang Jepang yang Nyaris Tewas Akibat Tsunami 40 M.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *