Batu Bara Bakal Capai Puncak Permintaan di 2030, Ini Strategi BUMI

Jakarta, diharapkan bahwa permintaan batubara di Indonesia CNBC di Indonesia akan mencapai puncaknya pada tahun 2030

Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pertambangan Indonesia (IMA) Hendra Sinadia menjelaskan bahwa permintaan batubara global akan mencapai puncaknya di tahun -tahun mendatang. Setelah itu, produk ini secara bertahap diprediksi mengurangi permintaan.

“Yah, benar -benar ada beberapa pendapat dari berbagai pihak, beberapa menyatakan bahwa pada tahun 2030 mereka juga dianggap tahun 2035, mereka melihat bahwa pada tahun 2035, mungkin pada waktu itu, Cina adalah puncak untuk nol murni dari tujuan mereka,” kata Hynder baru -baru ini, dikutip pada hari Jumat (06/23/2025).

Menurut Hendra, saat ini, Cina masih merupakan konsumen batubara terbesar di Indonesia, sehingga arah kebijakan energinya dapat mempengaruhi prospek pasar batubara Indonesia. Ini memperkirakan bahwa pada tahun 2025, tren produksi batubara nasional akan mulai berkurang seiring dengan melemahnya permintaan di Cina dan India, yang merupakan arah ekspor terbesar di Indonesia. Dua negara meningkatkan konsumsi energi yang berasal dari negara tersebut.

Meskipun demikian, IMA akhirnya percaya bahwa peran batubara sebagai sumber energi internal masih akan menjadi penting. Selain itu, pemerintah sangat ambisius untuk menerapkan harga diri energi.

“Kami masih cukup lama untuk mematuhi kepentingan internal, terutama di pemerintahan Asta Cita, harga diri energi ini adalah salah satu prioritas,” kata Hendra.

Menanggapi proyeksi tersebut, wakil presiden hubungan dengan investor dan kepala ekonom PT Bumi Resources TBK (Bumi), Ahmad Reza Vidjaja mengatakan bahwa perusahaan masih terkonsentrasi dalam produksi batubara, yang ditujukan sesuai dengan hubungan perusahaan. Artinya, risiko melemahnya permintaan dari Cina dan India tidak akan mempengaruhi kegiatan produksi yang dilakukan oleh tanah.

“Sampai sekarang, tujuan jangka pendek dan menengah (BUMI) masih didasarkan pada tautan yang ada,” jelasnya UMBBIZHF NEWS.

Untuk mendapatkan informasi, Bumi ditujukan untuk produksi batubara dalam jumlah 78-80 juta ton pada tahun 2025. Diyakini bahwa tujuan ini dicapai sampai kondisi cuaca di area produksi lahan tetap normal. 

Selain itu, Bumi juga optimis bahwa kegiatan ekspor batubara di perusahaan tidak akan dilanggar, bahkan jika permintaan barang -barang ini di pasar dunia melambat, terutama dari negara -negara konsumen besar, seperti Cina dan India. Alasannya adalah bahwa Bumi telah menyimpulkan kontrak ekspor batubara ke negara -negara asing.

“Sebagian besar ekspor berada dalam kontrak, dan kami terus bekerja seperti itu,” jelas Reza.

Tidak hanya berfokus pada pemeliharaan kemampuan produksi batubara, Bumi juga berusaha mendapatkan tahap selanjutnya dari lisensi penambangan mineral (IUP). Bumi sendiri menjalankan tambang batu bara melalui anak perusahaannya, yaitu Pt Kaltim Prima Coal (KPC) dan Pt Arutmin Indonesia.

(RAH/RAH) [Gambas: Video CNBC] Artikel berikutnya meningkat tajam, sumber daya laba bersih Bumi (Bumi) melonjak 45,5% pada tahun 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *