Jakarta, UMBBIZHF NEWS – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi menyetujui Perusahaan PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034 dengan penambahan pembangkit listrik yang ditujukan untuk 69,5 gigawatt (GW).
Tetapi selain peningkatan pembangunan pembangkit listrik, pemerintah juga berencana untuk membangun infrastruktur listrik dalam bentuk 47.758 kilometer (km) dan gardu gardu 107 950 MVA.
Direktur Jenderal Listrik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jisman P. Khutajulu, telah menunjukkan bahwa pembangunan program ini akan mencakup pembangunan master super yang menghubungkan sistem listrik dengan intergravasi dan di pulau yang sama.
“Kemudian, gearbox akan dibangun, yang terhubung di antara pulau -pulau, serta di pulau itu, yang akan mengangkut EBT dari sumbernya, yang, seperti yang kita tahu, jauh dari pusat barang, ini yang paling penting,” kata Jisman di kantornya pada hari Senin (2/6/2025).
Selain itu, Jisman mengatakan bahwa infrastruktur ini tidak komersial, tetapi sangat penting untuk mendorong penggunaan EBT yang optimal, terutama untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah dengan permintaan tinggi, misalnya di Jawa.
“Saya pikir kemudian program ini adalah pengembangan infrastruktur yang tidak komersial.
Berdasarkan dampak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, rencana tambahan umum 69,5 Gigawawatt (GW), sekitar 42,6 GW akan berasal dari generator EBT, 10,3 GW dari penyimpanan energi (penyimpanan), sementara 16,6 GW generator berdasarkan energi -energi.
Informasi terperinci tentang kemampuan generator EBT adalah Surya berikut: 17.1 GW, Air: 11.7 GW, Angin: 7.2 GW, Geotherm: 5.2 GW, Bioenergi: 0.9 GW, Nuklir: 0.5 GW.
Sementara itu, kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup pabrik energi hidro pompa 4,3 GT dan baterai 6,0 GW. Kemudian, karena pabrik fosil masih akan dibangun dengan 16,6 GW, terdiri dari 10,3 GW gas dan batu bara 6,3 GW.
(PGR/PGR) [Gambas: Video CNBC] Artikel berikut RI ingin meningkatkan kapasitas daya 103 GW, inilah yang perlu Anda lakukan