Daya Saing Pendidikan Tinggi di Indonesia

Catatan: Salinan ini tidak mencerminkan pendapat pribadi penulis dan umpan balik editor cnbcindonei.com

Beberapa hari yang lalu, saya mengunjungi universitas asing (PTLN) yang membuka cabangnya di Indonesia, terutama di Jakarta. Salah satu universitas terbaik di dunia, Universitas Georgtown dari Amerika sangat senang berada di Jakarta.

Keberadaan kampus terkenal ini tentu saja meningkatkan panjang daftar PTLN yang sudah ada di Indonesia, Universitas Monash di Jakarta, Dinkaster di Bandung dan Universitas Sydney Barat di Surabaya. Jumlah PTLN di Indonesia menunjukkan seberapa serius sektor pendidikan tinggi di negara ini.

Pemerintah Indonesia telah dengan jelas mengatur proses awal PTLN di Indonesia oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Perpemdicbud) tentang aturan, standar, kebijakan, dan standar lisensi untuk mengambil risiko pendidikan di bidang keuangan tertentu.

Undang -undang ini telah menerima beberapa amandemen sejak rilis pertama pada tahun 2018. Dalam prinsip yang sama, ada banyak persyaratan bagi universitas asing untuk mencoba membuka cabang di Indonesia, seperti ekspektasi universitas atau program kuliah.

Butuh waktu untuk mengetahui apakah PTLN ini berhasil, saya melihatnya sebagai peluang yang sangat baik. Ini memberikan kesempatan untuk belajar di universitas terbaik di dunia tanpa pergi ke orang Indonesia.

Globalisasi globalisasi atau pendidikan, yang sekarang menjadi kondisi dunia untuk dunia pendidikan internasional, sangat penting. Kehadiran PTLN di Indonesia pasti akan meningkatkan nilai siswa Indonesia yang ingin mengalami pengalaman belajar di universitas internasional.

Namun, Indonesia sedikit tertinggal dalam hal ini dibandingkan dengan negara -negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Kedua negara telah memiliki universitas asing di daerah mereka untuk waktu yang lama.

Pendidikan tinggi di Singapura dan Malaysia terus menjadi industri utama yang paling menarik perhatian, siswa asing, serta dari Indonesia, dapat dengan mudah ditemukan di universitas dan dapat dikonversi menjadi tujuan pembelajaran untuk Singapura dan Malaysia.

Indonesia sebenarnya telah mencapai banyak keberhasilan dalam beberapa tahun terakhir untuk mempromosikan globalisasi pendidikan seperti program imigrasi siswa, program profesor yang berkunjung, dan siswa asing yang ingin belajar Indonesia.

Namun, angka ini masih kecil dibandingkan dengan negara -negara seperti Singapura atau Malaysia. Dengan demikian, Indonesia masih membutuhkan lebih banyak inovasi dan keberhasilan untuk menarik siswa asing untuk belajar di Indonesia.

Terlepas dari PTLN di Indonesia, diharapkan untuk menciptakan suasana yang lebih kompetitif antara universitas. Ini merangsang universitas di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka.

Berdasarkan hasil standar dari Times High Education (The) tahun lalu, Universitas Indonesia hanya termasuk dalam daftar 1000 universitas terbaik di dunia, dan universitas lain di Indonesia masih di luar daftar. Meskipun angka ini bukan satu -satunya ukuran kualitas universitas, angka ini diharapkan akan meningkatkan kompetisi Indonesia di bidang global.

Kehadiran PTLN di Indonesia, serta pasar pendidikan terbesar di Indonesia, juga dapat dilihat sebagai bagian dari strategi globalisasi perguruan tinggi ini. Gagasan “dunia bersatu” sangat penting untuk menjadi universitas universitas.

Selain itu, kerja sama internasional di bidang penelitian, layanan sosial dan program profesional lainnya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Keberadaan PTLN tidak hanya menciptakan suasana global di negara ini tetapi juga merupakan langkah yang baik dalam menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan dunia.

Meskipun jumlah PTLN yang meningkat di Indonesia, Indonesia hanya menguntungkan. Siswa asing yang belajar di Indonesia juga meningkatkan pengalaman pendidikan dengan memperkenalkan berbagai budaya, perspektif, dan nilai -nilai.

Sebenarnya ini memberikan pengalaman belajar penting yang cenderung berkomunikasi dengan siswa Indonesia. Global Learning Society diharapkan mendapatkannya sendiri.

Namun, yang paling penting adalah bagaimana universitas di Indonesia dapat memanfaatkan keberadaan universitas, untuk meningkatkan persaingan mereka menjadi pekerjaan rumah untuk universitas di negara ini.

Melalui berbagai program koperasi, pertukaran siswa dan penelitian bersama, Indonesia dapat mengambil kesempatan ini untuk mendorong universitas lokal untuk terus merancang dan menyesuaikan diri. Tanpa kompetisi dan kerja sama untuk semua pihak, maka sulit untuk menemukan universitas.

Selain itu, kehadiran PTLN juga memimpin pemerintah saat mencoba mengakses kualitas dan pendidikan tinggi. Investasi di sektor pendidikan dari sektor publik dan swasta sangat penting untuk bersaing di tingkat global Indonesia. Berkat masa depan, Universitas Indonesia juga akan membuka cabang di negara lain, meskipun tidak lebih disukai untuk maju.

Saya percaya Indonesia tidak mengambil kesempatan ini untuk peluang pendidikan internasional, terlepas dari langkah yang tepat, tetapi dari negara dan di luar, ia juga dapat mempercepat perubahan dalam pendidikan tinggi di negara ini untuk menjadi lebih baik dan menarik bagi siswa. Kehadiran PTLN meningkatkan pendidikan Indonesia di semua pihak. (Miq/miq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *